dalammeneliti artefak, kegiatan dan gagasan altar sembahyang Dewi Kwan Im pada rumah masyarakat Tionghoa Buddha di Medan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sukmadinata (2006:72) menjelaskan Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena
Biasanyapenganut Tao akan sembahyang di altar Ma Co, penganut Konghucu akan sembahyang di altar Dewa Kwan Kong dan penganut Budha sembahyang di altar Dewi Kwan Im Po Sat. Dinding bangunan induk bagian dalam ini dilapisi keramik berlukiskan kisah “Sam Kok”. Keramik tersebut merupakan sumbangan dari jemaat klenteng.
SembahyangDewi Kwan Im Di Rumah. Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan: Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan Chapter III VI. meja berundak depan altar Atau sesuai permintaan Pembeli 2 Tulisan kanan kira-kira artinya demikian: ”Sebelum kamu masuk ke
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. ALTAR SEMBAHYANG UNTUK DEWI KWAN IM PADA RUMAH MASYARAKAT TIONGHOA BUDDHA DI MEDAN KAJIAN TERHADAP ARTEFAK, KEGIATAN, DAN GAGASAN - PDF Download Gratis Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan Chapter III VI Sembahyang Dewi Kwan Im Di Rumah Jual Meja Sembahyang Motif Burung Hong Phoenix Kayu Jati IndonesiaShopee Indonesia Patung Dewi Kwan Im Berumur 100 Tahun Ini, Tiga Kali Pindah Tempat - Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur Waktu yang tepat untuk sembahyang akhir tahun bagi umat Khonghucu Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan Suatu Sore di Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur - TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ Umat Dewi Kwan Im Hud Cow Gelar Ritual Sembahyang Pembakaran Reflika Rumah Dan Uang Dengan Mengikuti Prokes Indonesia Berkibar News Jual Meja Sembahyang Altar Dan Meja Sembahyang Buah Kursi Rupang Lengkap di Lapak Buddha Juragan Bukalapak Makna Sebuah Altar Sembahyang Masing-masing kelenteng memiliki tuan rumah - ANTARA News Rayakan Imlek, Umat Hindu Haturkan Banten Pejati - Jual Altar Meja Sembahyang Kayu Jati dan Gapura IndonesiaShopee Indonesia Melihat Rutinitas Cuci Patung Dewa di Klenteng Dewi Kwan Im Tata Cara Menentukan Arah Altar Sembahyang Jual patung dewi Kwan Im kayu jati Jasa pembuatan patung dewa & dewi Perayaan HUT Nan Hai Kuan Yin Phu Sa Berlangsung Sangat Meriah - Harian Inhua Online Makna Memandikan Arca Dewa Menjelang Imlek Jual Meja Sembahyang Altar + Buah + Kursi + Patung + Hiolo + Pai Thien dll. IndonesiaShopee Indonesia Panduan Menyusun Altar yang Benar - YouTube Upacara Kwan Im Po Sat, Menghaturkan Doa demi Kelancaran Rezeki MalangTIMES Mengubah Nasib - Kebajikan De 德 Altar Dewi Kwan Im di rumah JUAL MEJA ALTAR Jual patung dewi kwan im / guan yin / kwan in putih 12 inch - fiber - Jakarta Utara - epatung Tokopedia Ganasnya COVID-19, Memaksa Keluarga Leonardo Sembahyang Imlek di Rumah Saja Sesaji Yang Diperlukan Dalam Sembahyang Jual ALTAR KAM RUMAH DEWI KWAN IM Jawa Tengah - HOKI JATI FURNITURE KLENTENG Indonetwork Tata Cara Sembahyang Kepada Kwan Im Sewaktu Membaca Mantra “Ko Ong Kuan Se Im Keng” - Kebajikan De 德 Altar Sembahyang Dewi Kwan Im JUAL MEJA ALTAR Jual Patung dewi kwan im kuan yin guan yin bahan resin 19 inch - Jakarta Utara - buddhist art Tokopedia Jual Patung Pajangan Dewi Kwan Im Besar IndonesiaShopee Indonesia Vihara Gayatri Berbenah Jelang Tahun Baru Imlek 2019 Halaman all - Kelenteng Hok Tik Bio Kudus Jual Kertas Sembahyang Dewi Kwan Yin 觀世音菩薩 - Jakarta Utara - Beeleven Tokopedia Ini Patung Dewi Kwan Im Sakral yang Selamat dari Kebakaran Vihara Dharma Bakti Altar Dewi Kwan Im di rumah JUAL MEJA ALTAR Altar, Dewi, Rumah Patung Dewi Kwan Im di Batu ini Sudah Berumur 100 Tahun - Jual Patung Dewi Kwan Im Gendong Anak Keramik dhammamanggala Jual Patung Dewi Kwan Im Guan Yin 12 inch fiber - Jakarta Utara - buddhist art Tokopedia Jual Kertas sembahyang dewi Kwan Im 8 Inch IndonesiaShopee Indonesia Jual Produk Kwan Im Termurah dan Terlengkap Januari 2022 Bukalapak Jual patung dewi kwan im / kwan in / guan yin berdiri - 16 inch - fiber - Jakarta Utara - epatung Tokopedia Sembahyang Dewi Kwan Im Di Rumah - Berbagai Rumah
ALTAR SEMBAHYANG UNTUK DEWI KWAN IM PADA RUMAH MASYARAKAT TIONGHOA BUDDHA DI MEDAN KAJIAN TERHADAP ARTEFAK, KEGIATAN, DAN GAGASAN gu 棉兰华人崇拜观音像的由来与意义 Mián lán huárén chóngbài ānyīn xiàng de yóulái yǔ yìyì SKRIPSI OLEH KARINA BR SEMBIRING 130710099 PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara ABSTRACT The title of this paper is “Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan”.The purpose of this research is to describe the artifacts, activities and ideas on the worship altar of the goddess Kwan Im at Medan Chinese Buddhist society methods to gathering the data do in field works, and then applied in interview, observation, recording the activities at worship altar, observe as participant observer, and library author uses the theory of Barthes’s semiotic theory to describe ideas of worship altar of the goddess Kwan im atMedan Chinese Buddhist society home, and theory three shape of culture by Hoenigman to describe the artifacts, activities and ideas on the worship altar of the goddess Kwan Im at Medan Chinese Buddhist society home. In the altar Dewi Kwan Im contained artifacts such as statues sculptures Buddha as a symbol of Buddhahood and respect the noble values of the Buddha, lamps and oil as symbolic of wisdom and compassion, water as a symbol of pure and clean, incense symbolizes the act purify the mind, music that contains mantra da bei cou, fruits symbolize the fruits of act or success for the efforts that have been implemented, fresh fruit laid out are apples, oranges, pineapple, flowers are used to express a feeling grateful to the Buddha, fresh flowers were laid is chrysanthemums, lilies, orchids, narcissist, and a bamboo the altar Dewi Kwan Im also conducted prayers, prayers when move from house to new house, clean the altar and statues using flower waterIn ideas, Chinese society who embraced Mahayana Buddhist usually put altar prayer of goddess Kwan Im at home as a means of worship and ask for safety and health. Key words worship altar, artefacts, activities, ideas Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Judul skripsi ini adalah “Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan”.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan artefak, kegiatan dan gagasan pada altar sembahyang dewi Kwan Im pada rumah masyarakat Tionghoa Buddha di pengumpulan data dilakukan melalui studi lapangan berupa wawancara, observasi, perekaman kegiatan pada altar, dan pengamatan terlibat participant observer, dan studi kepustakaan. Penulis menggunakan teori semiotik Barthes untuk mendeskripsikan gagasan masyarakat Tionghoa Buddha di Medan pada altar sembahyang Dewi Kwan Im, dan teori tiga 3 wujud budaya Honigmann untuk mendeskripsikan artefak, kegiatan dan gagasan masyarakat Tionghoa Buddha di Medan. Dalam altar Dewi Kwan Im terdapat artefak berupa rupang patung Buddha sebagai lambang kebuddhaan dan menghormati nilai-nilai luhur sang Buddha, lampu dan minyaksebagai simbolik kebijaksanaan dan belas kasih, air sebagai simbol suci dan bersih, dupa yang dibakar melambangkan perbuatan menyucikan pikiran, musik yang berisikan mantra da bei cou, buah-buahan melambangkan buah dari perbuatan atau keberhasilan atas segala usaha yang telah dilaksanakan, buah segar yang diletakkan seperti apel, jeruk, nanas, bunga digunakan untuk menyatakan perasaan berterima kasih kepada Buddha , bunga segar yang diletakkan seperti krisan, bunga bakung, anggrek, narsisis, dan tangkai bambu. Pada altar Dewi Kwan Im juga dilakukan kegiatan sembahyang, sembahyang ketika pindah rumah, dan pemandian altar dan rupang menggunakan air gagasan masyarakat Tionghoa Buddha yang menganut aliran Mahayana biasanya meletakkan altar sembahyang Dewi Kwan im pada rumah sebagai sarana ibadah dan meminta keselamatan dan kesehatan pada Dewi Kwan Im. Kata kunci altar sembahyang, artefak, kegiatan, gagasan Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR Pertama sekali penulis mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan”.Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar S-1 pada program studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis menghadapi banyak rintangan dan hambatan, Namun berkat bimbingan dan arahan dari seluruh pihak, kesulitan yang ada dapat diatasi dan skripsi inipun dapat diselesaikan. Oleh karena itu dengan penuh keikhlasan hati penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada 1. Bapak Dr. Budi Agustono, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya dan pembantu Dekan PUDEK I, II, III, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Mhd. Pujiono, selaku ketua Program Studi Sastra China Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Niza Ayuningtias, MTCSOL selaku sekretaris Program Studi Sastra China Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Muhammad Takari, selaku dosen pembimbing I, yang telah dengan sabar membimbing, memeriksa, memberi masukan dan memeriksa lembar demi lembar skrispi ini. Universitas Sumatera Utara 5. Ibu Niza Ayuningtias, MTCSOL selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak menyediakan waktu untuk membimbing saya dalam menulis skripsi ini ke dalam bahasa mandarin. 6. Bapak/Ibu Dosen Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah bersusah payah memberikan ilmu yang dimiliki kepada penulis selaku mahasiswi Satra Cina S1 selama masa perkuliahan. 7. Para informan yang telah bersedia memberikan informasi tentang altar sembahyang Dewi Kwan Im. 8. Teristimewa penulis ucapkan untuk kedua orang tua saya, yaitu Mama Alm. Srita BR. Tarigan dan bapak Drs. Sinar Sembiring yang telah memberikan banyak dukungan kepada saya, baik dukungan moral, kasih sayang, doa dan bentuk materiil. 9. Kepada abang saya Santana Sembiring, kakak saya Everiyani Sembiring, terimakasih telah banyak memberikan dukungan dan semangat kepada saya. 10. Kepada mama Kumalo Tarigan terima kasih selalu membantu saya dan memberikan banyak masukan dalam menyelesaikan skrispi ini. 11. Kepada sahabat-sahabat saya Lidya Gidon, Iin Chintiya, Kristina 赖蒂 娜, Francisca Fortunata, Iwan Leonardo, Hermini, Merry Natal, Masita Lubis, Kevin, Dien, Amry, Tri, Eva silalahi, Lilis, Angia Jelita, Ervy Cinthia, terima kasih telah selalu memberikan saran dan semangat kepada saya. Universitas Sumatera Utara 12. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013, yang menjadi rekan dan sahabatku selama menempuh pendidikan di Sastra Cina. 13. Adik-adik Sastra Cina angkatan 2014 yang selalu menanyakan kabar skripsi ini, selalu memberikan semangat kepada saya, agar tetap semangat belajar dan bisa cepat menyelesaikan studi Sastra Cina ini., terima kasih untuk semuanya. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa jugalah penulis mengucapkan puji dan syukur, semoga kita semua yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini senantiasa mendapat berkat-Nya. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi nusa dan bangsa dan juga bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis sendiri di masa sekarang dan yang akan datang. Medan, April 2017 Penulis Karina BR. Sembiring Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI ABSTRACT…………………………………………………………………....i KATA PENGANTAR………………………………………………………..iii DAFTAR ISI……………………………………………………………….....vi DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...vii DAFTAR TABEL…………………………………………………………..viii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang………………………………………………….....1 Batasan Masalah………………………………………………….6 Rumusan Masalah…………………………………………………6 Tujuan Penelitian………………………………………………….6 Manfaat Penelitian…………………………………………………7 Manfaat Teoritis…………………………………………7 Manfaat Praktis………………………………………….7 BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI Kajian Pustaka…………………………………………………….9 Konsep……………………………………………………………10 Kebudayaan…………………………………………………….11 Artefak………………………………………………...12 Kegiatan………………………………………………12 Gagasan……………………………………………….13 Altar………………………………………………………........13 Sembahyang……………………………………………………16 Dewi Kwan Im…………………………………………………17 Masyarakat Tionghoa……………………………………..........18 Agama Buddha…………………………………………………20 Landasan Teori…………………………………………………...21 Teori Semiotik…………………………………………22 Teori Tiga Wujud Kebudayaan………………...………23 BAB III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian………………………………………………..25 Lokasi Penelitian…………………………………………………26 Data dan Sumber Data……………………………………………27 Teknik pengumpulan data………………………………………..27 Studi Kepustakaan……………………………………...28 Observasi……………………………………………….28 Wawancara……………………………………………..29 Teknik Analisis Data…………………………………...………...29 Universitas Sumatera Utara BAB IV. GAMBARAN UMUM SISTEM RELEGI MASYARAKAT TIONGHOAMEDAN Macam-macam Sistem Relegi Masyarakat Tionghoa……………..31 Taoisme…………………………………………………35 Buddha…………………………………………………..36 Altar Sembahyang………………………………………………….39 Persyaratan Dasar Penempatan Altar Buddha…………..39 Mengundang Kehadiran Guan Shi Yin Pu Sa…………..41 Penempatan Altar Sembahyang Ketika Pindah Rumah…42 Gambaran Umum Kota Medan dan Masyarakatnya……………….43 BAB V. ARTEFAK, KEGIATAN DAN GAGASAN Artefak……………………………………………………………..48 Rupang patung………………………………………...48 Lampu…………………………………………………...50 Minyak…………………………………………………..53 Air……………………………………………………….54 Dupa…………………………………………………….56 Musik……………………………………………………58 Buah-buahan…………………………………………….61 Bunga Segar…………………………………………….64 Kegiatan……………………………………………………………..65 Sembahyang…………………………………………….66 Sembahyang Saat Menjalankan Tugas di Luar Kota……70 Pemandian Altar dan Rupang Patung…………………71 Gagasan……………………………………………………………...74 Aliran Mahayana………………………………………..75 Pokok-pokok Ajaran Mahayana………………………76 Konsepsi Ketuhanan Dalam Mahayana……………….77 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpualan………………………………………………………..80 Saran………………………………………………………………..81 DAFTARPUSTAKA…………………………………………...…………...82 LAMPIRAN……………...…………………………………………………… Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Altar Sembahyang Dewi Kwan Im………………………………...15 Gambar. 2 Altar Sembahyang Dewi Kwan Im………………………………..15 Gambar. 3 Altar Sembahyang Dewi Kwan Im………………………………..16 Gambar. Rupang Dewi Kwan Im……………………………………….49 Gambar. Dewi Kwan Im………………………………………..49 Gambar. Altar Sembahyang Dewi Kwan Im……………………………51 Gambar. Lampu…………………………………………………………51 Gambar. Minyak………………………………………………………...53 Gambar. Air………………………………………………………..........54 Gambar. Dupa……………………………………………………….......56 Gambar. Altar Sembahyang Dewi Kwan Im……………………………62 Gambar. Gambar. Buah-buahan dan Makanan…………………………………...63 Gambar. Bunga Segar…………………………………………………..64 Gambar. Sembahyang…………………………………………………..70 Gambar. Pembersihan Altar dan Rupang……………………………….72 Gambar. Pembersihan Altar dan Rupang……………………………….73 Gambar. Pembersihan Altar dan Rupang……………………………….74 Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Tabel Perbandingan Suku Bangsa di Kota Medan………………………..44 Tabel Agama Buddha Mahayana……………………………………..79 Universitas Sumatera Utara
– Di Kelenteng Tien Kok Sie terdapat altar dewa dewi atau para suci. Pada hari-hari biasa hingga jelang perayaan Imlek, warga Tionghoa banyak berdoa di depan altar-altar dewa. Pantauan Jawa Pos Radar Solo, di bagian dalam rumah ibadah Tri Dharma Taoisme, Konghucu, dan Buddha ini terdapat 15 altar. Altar pertama merupakan tempat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Ketika mendirikan tempat ibadah dimana pun, paling pertama atau di bagian depan bangunan utama ada altar untuk Tuhan Yang Maha Esa,†jelas Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie Sumantri Dana Waluya akhir pekan kemarin. Masuk lebih dalam Kelenteng Tien Kok Sie, pada bagian tengah terdapat altar Dewi Kwan She Im Phosat atau Dewi Kwan Im. Dewi ini merupakan sosok tuan rumah, atau dewi utama kelenteng. Sumantri tidak mengetahui secara pasti sejarah Dewi Kwan Im menjadi “tuan rumah†di kelenteng kawasan Pasar Gede, Kota Solo ini. “Yang menentukan adalah pendiri kelenteng ini. Namun yang jelas, Dewi Kwan Im merupakan sosok lemah lembut, welas asih. Tidak pernah marah kepada siapa pun yang menyakitinya, sehingga mungkin harapannya agar umat bisa meneladani sosok Dewi Kwan Im,†bebernya. Di lokasi yang sama terdapat altar bagi mereka yang akan berdoa kepada Guanyin Bodisattva. Kemudian di altar nomor empat ada Thian Siang Sing Bo atau Tian Shang Sheng Mu bunda suci dari langit. Thian Siang Sing Bo juga dikenal dengan sebutan Ma Zu atau Mak Co. Adalah dewi laut, penolong para pelaut, serta pelindung di wilayah Selatan dan para imigran di Asia Tenggara. “Sebagian besar masyarakat Tionghoa menyebar lewat jalur laut. Sebelum bepergian mengarungi lautan, mereka berdoa di depan altar ini agar mendapat perlindungan,†terang Suamtri. Berikutnya altar Kong Tek Cun Ong yang merupakan dewa leluhur suku Min selatan, khususnya daerah Nan An. Sangat populer di kalangan penduduk Fujian selatan maupun perantauan dari Fujian. Ada juga altar Pauw Sing Tay Tee yang semasa hidupnya dikenal sebagai tabib sakti penolong rakyat jelata. Lahir di zaman pemerintahan Kaisar Song Dai Zong, Dinasti Song pada 979 M. Kemudian ada altar Hok Tik Cing Sien atau dewa bumi. Dewa ini dipuja oleh semua orang. Terutama pedagang dan petani agar mendapatkan rezeki yang berlimpah. “Harus berbuat kebaikan dahulu sebelum berdoa di sini,†terangnya. Di bagian belakang kelenteng terlihat sejumlah altar para suci Tri Dharma, yaitu Nabi Kong Hu Cu untuk agama Konghucu, kemudian She Cia Mo Ni Hud untuk agama Buddha, serta Thay Sang Lo Kun bagi kepercayaan Taoisme. Altar lainnya adalah untuk Dewa Kwan Sing Tee Kun atau dewa keadilan. Altar dewa ini juga ada di gedung-gedung pengadilan. Bagi para pemeluk agama Konghucu, sebelum memberi kesaksian di depan hakim, mereka akan di sumpah di depan altar Dewa Kwan Sing Tee Kun. Di Kelenteng Tien Kok Sie, altar Kwan Sing Tee Kun diapit altar Co Su Kong dan altar Fuk Lu Sho atau dewa keberuntungan. Yang terakhir, ada altar Cao Kun Kong atau dewa dapur. Bertugas mencatat amal kebaikan dan keburukan umat manusia. Lebih jauh dijelaskan Sumantri, altar-altar di Kelenteng Tien Kok Sie dibuat agar para penganutnya bisa berimajinasi bagaimana sosok dewa yang dipuja. “Kalau altar usang, ya tinggal diganti. Tapi memang ada ritual tertentu saat membersihkan. Seperti sebelum Imlek. Semua patung dewa dibersihkan dengan ritual,” ungkap dia. Apakah umat Tri Dharma memiliki altar di rumahnya? Sumantri mengatakan, ada yang punya dan ada yang tidak. Altar dewa di rumah bebas dipilih oleh pemilik rumah. “Misalnya di sini Kelenteng Tien Kok Sie yang utama Dewi Kwan Im, di rumah boleh pakai altar dewa lain. Tergantung kemantapan hati pemilik rumah,” tuturnya. atn/wa/dam – Di Kelenteng Tien Kok Sie terdapat altar dewa dewi atau para suci. Pada hari-hari biasa hingga jelang perayaan Imlek, warga Tionghoa banyak berdoa di depan altar-altar dewa. Pantauan Jawa Pos Radar Solo, di bagian dalam rumah ibadah Tri Dharma Taoisme, Konghucu, dan Buddha ini terdapat 15 altar. Altar pertama merupakan tempat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Ketika mendirikan tempat ibadah dimana pun, paling pertama atau di bagian depan bangunan utama ada altar untuk Tuhan Yang Maha Esa,†jelas Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie Sumantri Dana Waluya akhir pekan kemarin. Masuk lebih dalam Kelenteng Tien Kok Sie, pada bagian tengah terdapat altar Dewi Kwan She Im Phosat atau Dewi Kwan Im. Dewi ini merupakan sosok tuan rumah, atau dewi utama kelenteng. Sumantri tidak mengetahui secara pasti sejarah Dewi Kwan Im menjadi “tuan rumah†di kelenteng kawasan Pasar Gede, Kota Solo ini. “Yang menentukan adalah pendiri kelenteng ini. Namun yang jelas, Dewi Kwan Im merupakan sosok lemah lembut, welas asih. Tidak pernah marah kepada siapa pun yang menyakitinya, sehingga mungkin harapannya agar umat bisa meneladani sosok Dewi Kwan Im,†bebernya. Di lokasi yang sama terdapat altar bagi mereka yang akan berdoa kepada Guanyin Bodisattva. Kemudian di altar nomor empat ada Thian Siang Sing Bo atau Tian Shang Sheng Mu bunda suci dari langit. Thian Siang Sing Bo juga dikenal dengan sebutan Ma Zu atau Mak Co. Adalah dewi laut, penolong para pelaut, serta pelindung di wilayah Selatan dan para imigran di Asia Tenggara. “Sebagian besar masyarakat Tionghoa menyebar lewat jalur laut. Sebelum bepergian mengarungi lautan, mereka berdoa di depan altar ini agar mendapat perlindungan,†terang Suamtri. Berikutnya altar Kong Tek Cun Ong yang merupakan dewa leluhur suku Min selatan, khususnya daerah Nan An. Sangat populer di kalangan penduduk Fujian selatan maupun perantauan dari Fujian. Ada juga altar Pauw Sing Tay Tee yang semasa hidupnya dikenal sebagai tabib sakti penolong rakyat jelata. Lahir di zaman pemerintahan Kaisar Song Dai Zong, Dinasti Song pada 979 M. Kemudian ada altar Hok Tik Cing Sien atau dewa bumi. Dewa ini dipuja oleh semua orang. Terutama pedagang dan petani agar mendapatkan rezeki yang berlimpah. “Harus berbuat kebaikan dahulu sebelum berdoa di sini,†terangnya. Di bagian belakang kelenteng terlihat sejumlah altar para suci Tri Dharma, yaitu Nabi Kong Hu Cu untuk agama Konghucu, kemudian She Cia Mo Ni Hud untuk agama Buddha, serta Thay Sang Lo Kun bagi kepercayaan Taoisme. Altar lainnya adalah untuk Dewa Kwan Sing Tee Kun atau dewa keadilan. Altar dewa ini juga ada di gedung-gedung pengadilan. Bagi para pemeluk agama Konghucu, sebelum memberi kesaksian di depan hakim, mereka akan di sumpah di depan altar Dewa Kwan Sing Tee Kun. Di Kelenteng Tien Kok Sie, altar Kwan Sing Tee Kun diapit altar Co Su Kong dan altar Fuk Lu Sho atau dewa keberuntungan. Yang terakhir, ada altar Cao Kun Kong atau dewa dapur. Bertugas mencatat amal kebaikan dan keburukan umat manusia. Lebih jauh dijelaskan Sumantri, altar-altar di Kelenteng Tien Kok Sie dibuat agar para penganutnya bisa berimajinasi bagaimana sosok dewa yang dipuja. “Kalau altar usang, ya tinggal diganti. Tapi memang ada ritual tertentu saat membersihkan. Seperti sebelum Imlek. Semua patung dewa dibersihkan dengan ritual,” ungkap dia. Apakah umat Tri Dharma memiliki altar di rumahnya? Sumantri mengatakan, ada yang punya dan ada yang tidak. Altar dewa di rumah bebas dipilih oleh pemilik rumah. “Misalnya di sini Kelenteng Tien Kok Sie yang utama Dewi Kwan Im, di rumah boleh pakai altar dewa lain. Tergantung kemantapan hati pemilik rumah,” tuturnya. atn/wa/dam
altar dewi kwan im di rumah